Selasa, 19 November 2013

Pewayangan

Watugunung

   Prabu Watugunung seorang raja di Gilingwesi. Menurut riwayatnya, ia seorang putera, raja Prabu Palindriya, tetapi waktu ia masih dalam kandungan, ibunya, yang bernama Dewi Sinta, meninggalkan istana karena dimadu dengan saudaranya sendiri. Dalam perjalanan di tengah rimba, Dewi Sinta bersalin seorang anak laki-laki dan diberi nama Raden Wudug. Suatu kali waktu Raden Wudug masih kanak-kanak ia dimarahi oleh ibunya dan kepalanya dipukulnya dengan centong hingga luka. Karena itu Raden Wudug meninggalkan ibunya dan berganti nama Radite. Kemudian Raden Radite berhasil menyadi raja di Gilingwesi, karena kesaktiannya, dan bergelar Prabu Watugunung dan berpermaisuri dengan...
Teruskan membaca..

Eufemisme dan Werkudoro

Werkudoro adalah sosok pahlawan dalam dunia wayang kulit yang aneh: ia tidak memiliki postur tubuh seorang ksatria pada umumnya, seperti postur tubuh Harjuna misalnya, tapi berpostur tubuh raksasa: tinggi besar, dengan suara menggelegar. Yang juga menarik dari watak Werkudoro adalah: dia tidak bisa menggunakan bahasa Jawa yang halus, yang sangat ketat dalam hal tata krama dan unggah-ungguh. Dia hanya bisa menggunakan bahasa Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa kasar, bahasa Jawa dari tingkatannya yang paling rendah. Tapi Werkudoro inilah, yang tidak pandai menggunakan bahasa dengan halus, yang menjadi pralambang kejujuran dalam dunia wayang kulit. Dia adalah sosok yang jujur dan...
Teruskan membaca..

Ngelmu Kyai Petruk

   Berbeda dengan filsafat Barat, yang berakar dari filsafat Yunani (Socrates dkk.), filsafat Jawa tidak mau bersusah payah untuk berusaha menemukan apa kiranya ‘unsur zat terkecil yang tidak bisa dibagi lagi yang membentuk suatu benda’. Bagi orang Jawa semua itu adalah urusan dan pekerjaan ‘Sing Ngecet Lombok’. Bukan tugas manusia memikirkannya. Jika Plato setelah melalui pemikiran yang mendalam akhirnya memiliki keyakinan bahwa: terdapat kuda sempurna di alam kekal yang menjadi blue-print dari kuda-kuda yang ada dan kita lihat sekarang, maka bagi orang Jawa: yang penting adalah bagaimana merawat kuda dengan baik. Dan untuk menjadi seorang kusir dokar yang terampil kita...
Teruskan membaca..

Samba Ngengleng

  Di kerajaan Dwarawati, prabu Kresna menerima kedatangan raja Mandura prabu Baladewa, menghadap pula raden satyaka, da raden Setyaki. Sang raja membicarakan dengan prabu Baladewa perihal lolosnya putera mahkota Dwarawati raden Samba, kepada kakandanya ialah prabu Baladewa, dibebankannya untuk menemukan dan membawanya kembali ke kerajaan Dwarawati, di mana kabar mencaritakan raden samba berada di gadamadana, dan disanggupi. Pula, raja mengutus raden setyaka untuk pergi ke praja Madukara, menyerahkan permasalahannya kepada raden Janaka. Manakala raja kembali bertemu dengan permaisuri Dewi setyaboma, Dewi Jembawati dan Dewi rukmini di kraton, masanggrahlah prabu Baladewa di...
Teruskan membaca..

Jatagini

DEWI JATAGINI berwujud raseksi. Ia istri Prabu Jatagempol, raja raksasa negara Guwabarong. Karena ketekunannya bertapa, ia menjadi sangat sakti. Berwatak kejam, bengis dan pendedam. Bersama suaminya, Prabu Jatagempol, Dewi Jatagini menyerang negara Amarta. Ia ingin membinasakan keluarga Pandawa, sebagai upaya balas dendam atas kematian leluhurnya, Prabu Kalasasradewa, raja negara Guwamiring yang tewas dalam peperangan melawan Prabu Pandu di nergara Mandura. Dalam pertempuran tersebut, Prabu Jatagempol mati oleh Arjuna. Dewi Jatagini kembali ke negara Guwabarong dan mendidik putra tunggalnya Kalaserenggi dengan berbagai ilmu kesaktian. Setelah Kalasernggi dewasa, Jatagini menyuruh...
Teruskan membaca..

Macam-macam Lakon Wayang

 Macam2 lakon pewayangan menurut pakem surokarto lan sekitaripun sing mengacu pada Serat Pedhalangan Ringgit Purwa karya KGPAA Mangkunegara VII yg terdiri dari 37 jilid berisi 177 lakon dan terbagi 4: 1. Cerita dewa (7 lakon) 2. Cerita Arjuna Sasrabahu ( 5 lakon) 3. Cerita Ramayana (18 lakon) 4. Cerita Pendhawa Kurawa (147 lakon) Isi buku yg jadi pakem pewayangan tsb: Jilid I: Ngruna-ngruni watugunung| Mumpuni | Mikukuhan Jilid II: Sri Maha Punggung | Sri Mantun-Murwakala Jilid III: Sang Hyang Wisnu Krama | Bremana-Bremani Manumayasa Rabi | Bambang Kalingga | Jamurdipa atau Sekutrem Rabi| Jilid IV: Palasara Lahir atau Sari Rabi | Palasara Krama | Citranggada Rabi | Pandu Lahir...
Teruskan membaca..

Jatasura

Jatasura berwujud harimau yang mempunyai rambut di lehernya. Karena ketekunannya bertapa, ia menjadi sangat sakti dan dapat mengerti bahasa manusia. Jatasura mempunyai saudara sepeguruan bernama Maesasura, raksasa berkepala kerbau. Ketika Maesasura menjadi raja di negara Gowa Kiskenda, Jatasura diangkat menjadi senapati perangnya, disamping patih Lembusura (raksasa berkepala sapi) dan Diradasura (raksasa berkepala gajah). Sebagai saudara seperguruan, Jatasura dan Maesasura hidup dalam satu jiwa. Artinya bila salah satu diantara mereka mati dan dilangkai oleh yang masih hidup, maka yang mati akan hidup kembali. Karena kesaktiannya tersebut, Jatasura sangat mendukung keinginan...
Teruskan membaca..

Togog

Togog adalah wayang yang digunakan di dalam lakon apapun juga di pihak raksasa. Ia menjadi penunjuk jalan pada waktu raksasa yang diikutinya bertugas di luar negara. Pengetahuan Togog akan jalan didapatnya karena sebagai hamba ia pernah mengikuti majikannya, ketika pergi ke negara-negara lain. Togog tidak mempunyai kesetiaan dan selalu berpindah dari majikan yang satu ke majikan yang lainnya. Maka itu sesecrang yang tak setia pada pekerjaannya dan selalu berganti majikan, sering juga disebut seorang Togog. Suara Togog besar. Cara membawakan suara demikian ialah dengan bersuara besar di leher. Ia bersahabat dengan Semar yang terhitung lebih muda daripada Togog. Maka Semar pun menyapa...
Teruskan membaca..

Gendari

Ia bisa diselamatkan dari para penujum, tapi bisakah ia dibela dari nasib? Sejak Raja Subala mendengar ramalan buruk itu, ia perintahkan agar siapa saja yang hendak membaca masa depan tak diperkenankan masuk ke istana. Baginda tak akan lupa ucapan brahmana yang datang di musim semi itu—penujum terakhir yang diantar dengan bergegas ke luar balairung: ”Kelak, putri Paduka akan hidup dalam gelap, mungkin karena getir.” Tentu saja Gandhari tak mendengar kata-kata itu. Tapi ia praktis hidup dengan sejenis tabir. Ayahnya, Raja Subala yang lembut hati, memerintah sebuah kerajaan kecil yang tenang nun di utara, di bagian bumi yang kini disebut Kandahar. Tapi itu ketenangan yang rapuh....
Teruskan membaca..

Gunawan Wibisana

Nama lain : Harya Balik Ayah : Begawan Wisrawa Ibu : Dewi Sukesi Anak : Dewi Trijatha dan Raden Bisawarna Tempat : Alengka Wibisana sangat berbudi luhur dan membela keadilan dan kebenaran. Oleh sebab itu dia meninggalkan kakaknya Rahwana untuk memihak Sri Rama karena melihat bahwa kakaknya salah dan keblinger, bertindak tidak adil dan mau menang sendiri. Sri Rama menerima baik kedatangan Wibisana dan diangkat menjadi adik Sri Rama, dan diberi nama Harya Balik. Karena kakaknya tetap berusaha mengawini Dewi Sinta, padahal Dewi Sinta adalah istri orang lain dan Dewi Sinta juga tidak mencintai Rahwana, melihat ketidak benaran ini maka Wibisana meninggalkan kakaknya dan berbalik...
Teruskan membaca..

Karna, Nyawanya Sebagai Tumbal Lenyapnya Angkaramurka

 Adipati Karna seorang raja negri Awangga, meskipun raja tetapi raja kecil. Raja yang masih diperintah raja lain (Ratu rehrehan Jawa). Istrinya Karna itu bernama Dewi Surtikanti, putri Mandaraka, putra Prabu Salyapati. Anak Adipati Karna kalau dalam pewayangan adalah dua orang, lelaki dan perempuan, bernama Warsakusuma dan Dewi Suryawati. Patihnya Karna itu bernama Patih Hadimanggala. Banyak para pejabat atau tokoh masyarakat yang mengagumi tokoh Karna, termasuk guru saya. Ki Narto Sabdo. Bahkan juga Presiden I Bung Karno juga mengagumi tokoh Karna, sebab sejarah serta perjalanan hidup Karna itu agak aneh atau unik. Karna itu anaknya Dewi Kunti Talibrata dengan Bathara...
Teruskan membaca..

ANIMANDAYA

ANIMANDAYA BEGAWAN, terkadang disebut Begawan Nimandaya atau Nimandawya, adalah pertapa Sakti yang mengutuk Batara Darma sehingga dewa kejujuran, keadilan, dan kebenaran itu harus menjalani hidup sebagai manusia biasa yang dilahirkan oleh wanita berdarah sudra. Pada suatu saat ketika: Begawan Animandaya sedang bertapa membisu, seorang pencuri masuk ke pertapaannya. Pencuri itu menyembunyikan barang curiannya di salah satu sudut pertapaan, kemudian ia bersembunyi. Beberapa saat kemudian datanglah para punggawa kerajaan yang mengejar pencuri itu. Mereka menanyakan kepada sang Pertapa, di manakah pencuri itu bersembunyi. Namun karena selama bertapa mbisu tidak boleh berbicara,...
Teruskan membaca..
Rabu, 06 November 2013

(Sinopsis Novel) SEMAR MENCARI RAGA

    Cerita diawali dengan upaya Arjuna mencari Semar yang hilang. Menjelang senjaArjuna berjumpa dengan Semar yang diajak pulang ke Klampis Ireng justrumengajak Arjuna menyelinap masuk ke keputrian Hastina menjumpai kekasihnyaBanowati. Orang-orang Kurawa tak tahu bahwa Semar sudah berada di Hastina. BaikKurawa maupun Pandawa sama-sama ingin mencari Semar. Barisan Kurawa ternyatalebih dulu menemukan Semar yangkemudian diboyong ke Hastina. Menjelang sampai di gerbang Hastina munculAnoman, Gatutkaca, dan Abimanyu yang ingin merebut Semar. Seorang Kurawaberhasil merebut dan melarikan Semar. Anoman mengetahuinya. Tetapi belum sempatia mengejar Semar yang dilarikan Kurawa, mendadak...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar